Bagaimana Melihat dan Menatap Masa Depan?

Waktu di dunia ini dibagi menjadi 3 bagian: masa lalu (the past), masa kini (the present), dan masa depan (the future). Masa lalu itu adalah dahulu, kemarin, tadi, "tadi", masa lalu itu sejarah. 

Masa lalu selalu jadi pokok pembicaraan kakek saya: "Dahulu, waktu kakek masih muda, hidup kita masih enak. mengapa enak? karena cari uang masih gampang dan beras murah." 

Menurut kakek saya dahulu waktu Bung Karno jadi Presiden, beliau sangat anti korupsi, tetapi menyukai gadis-gadis cantik."

Kalau anak saya yang pertama, pembicaraannya tentu sudah berbeda: "Nanti kalau saya suda besar, saya mau jadi dokter." 

Terus anak saya yang kedua bilang: "Kalau Dedek besok sudah besar mau jadi sopir pesawat terbang." Itu masa depan: "nanti", "besok", "lusa", "sepuluh tahun lagi", ...dan seterusnya. ketika berbicara masa depan maka semuanya masih belum jelas dan samar-samar. 

Siapa tahu anak saya yang pertama jadi artis, terus anak saya yang kedua jadi Presiden. Kalau masa kini, ya "hari ini", "sekarang", "detik ini". Hari ini saya bilang ke istri: "Bu, berasnya masih cukup tidak untuk hari ini? Kalau gak cukup ya pinjam dulu di warung pak Nasir, entar sore aku bayar". 

Melihat masa depan dengan takut akan Tuhan

Masa depan yang tidak pasti itu bisa menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan. Ketidakpastian itu juga membuat seseorang mau mengintipnya. Makanya, dukun, paranormal, astrolog bisa jadi kaya dan terkenal karena banyak orang ingin diramal dan melihat masa depannya.

Kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan ini menyebabkan bangsa Israel marah dan memberontak kepada Musa dan Harun. "Payah sekali Musa dan Haru ini, mengapa membawa kami keluar dari Mesir kalau cuma untuk mati di padang gurun, jika demikian lebih baik mati di Mesir."

Kehidupan bangsa israel persis  seperti kehidupan anak-anak Tuhan maupun bangsa kita sekarang ini. Misalnya, presiden Jokowi payah sekali, selalu membuat rakyat tambah sengsara. "Kita turunin saja!" 

Terus bagaimana dkita menghadapi masa depan? Boleh gak kita tanya sama dukun, paranormal, horoskop atau kita tanya saja sama rumput yang bergoyang?

Jawabannya adalah kita harus bertanya kepada Firman Allah, karena Allah kita adalah Allah yang hidup dan yang memelihara seluruh makhluk hidup di dunia ini.

Dari 12 orang pengintai yang diutus Musa, 10 orang memberikan gambaran negatif dan menakutkan : "Di depan sana orangnya besar-besar dan tinggi, mereka sangat kuat. 10 pengintai takut dan tidak memiliki iman. (Bil.13:32,33). Bangsa Israel mengalami ketakutan dan sangat gemetar.

Cuman dua orang yang memberi pandangan positif, yakni Kaleb dan Yosua. "Memang di sana ada bangsa raksasa yang badannya besar-besar dan tinggi, jangan takut karena Tuhan menyerahkan bangsa itu kepada kita. Jangan takut, Tuhan menyertai kita.

Kita tentu harus meneladani dan belajar dari Kaleb dan Yosua dalam menghadapi masa depan. Positive thinking, tapi dilandasi takut akan Tuhan. "Hanya jangan memberontak kepada Tuhan…" (Bil. 14 : 9).

Di depan kita nanti, pasti kita akan menghadapi kesulitan-kesulitan dan rintangan-rintangan seperti raksasa negeri Kanaan. Namun janganlah takut an tetaplah bersandar pada Tuhan, kita akan menumpas raksasa-raksasa itu karena Tuhan menyertai kita

Firman Tuhan mengatakan demikian: Alangkah limpahnya kebaikan-Mu, yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu …" (Mazmur 31:20)

So… why must we afraid to face the future??


by Widdi Yulianto

Next Post
No Comment
Add Comment
comment url